Monday, November 26, 2007

For My Friends in The World

Saya punya teman. Namanya Rohim Yunus. Saya tahu bahwa dia kini menjadi mahasiswa di fakistan. pengetahuan saya tentang keberadaan terakhir di difakistan justru dari internet. ternyata teman saya ini punya blog pribadi. dari blog teman saya ini, dapat diketahui teman-teman yang lain yang dari Gontor.

Ternyata pengetahuan tentang satu teman bisa melebar ke pengetahuan tentang teman-teman yang lain. ini semua berkat tekhnologi yang bernama internet. memang dunia kian menyempit saja.

Rohim yunus ini adalah teman saya waktu mondok di pesantren kediri, cabang Gontor. namanya Darul Ma'rifat. Di pondok inilah saya berkenalan dengan bahasa Arab dan juga bahasa Inggris.

Seusai graduate dari pondok Gontor, memori saya terhadap teman-teman makin hilang saja ditelan waktu. bayangin saja saya lulusan tahun 1999. dan sekarang sudah tahun 2007. jadi selama 7 tahun, gak pernah ketemu.

saya nyaris tidak tahu kemana teman-teman saya pergi. waktu pun bergulir dan mendapatkan saya sebagai pekerja tki di saudi arabia.

untunglah dikantor teman saya bekerja dibikin koneksi internet. biayanya patungan saya dengan mitra kerja.

dari teknologi internetlah, akhirnya saya menemukan teman-teman saya yang sealumni. ternyata mereka menjelejah keseluruh penjuru dunia. ada yang ke mesir, fakistan, mungkin juga dititik-titik dunia lainnya.

memang benar bahwa ada dimana-mana. termasuk saya yang berada di saudi. jadi saya punya tanggung jawab untuk membawa citra yang positif tentang almamater saya, dan akhirnya citra positif bangsa indonesia.

bagi teman-teman yang ada dimana saja, mari kita bangu dialog dan silaturahmi untuk saling bertukar ide, pemikiran dan informasi, bahwa gontor yang dimana-mana itu tetap satu sama lain saling keep in touch. dan saya pikir gontor pun sudah mengajarkan bahwa persatuan dan singergi yang bagus adalah kunci kesuksesan.

memang masing-masing dari kita punya perbedaan dalam cara berfikir. namun hal itu bukan alasan untuk tidak saling keep in touch secara respek. betul gak.
anyway, good luck and have a nice life wherever and whenever you are.
thanks
ahmad
tki di saudi arabia

Sunday, November 25, 2007

Mau Jadi Good Government, Tapi Masih Korupsi, How Come!!

Indonesia adalah negara yang besar. Ia besar karena sumber daya alamnya begitu melimpah. Tanahnya subur. Memiliki beraneka ragam budaya, agama dan juga bahasa. Namun tiba-tiba ia dikerdilkan oleh orang-orang yang yang bermental kerdil. Kekerdilan ini muncul dalam bentuknya yang bervariasi. Korupsi adalah salahsatunya.

Praktek korupsi ini hampir terjadi dibanyak tempat. Dipusat maupun di daerah. Di institusi umum maupun institusi berbau agama. Nyaris disetiap tempat.
Apa sih sesunggunya korupsi itu sehingga banyak orang yang tergiur untuk melakukannya.

Berikut ini pengertian korupsi versi www.wikipedia.org
“In broad terms, political corruption is the misuse by government officials of their governmental powers for illegitimate private gain. All forms of government are susceptible to political corruption. Forms of corruption vary, but include bribery, extortion, cronyism, nepotism, patronage, graft, and embezzlement. While corruption may facilitate criminal enterprise such as drug trafficking, money laundering, and trafficking, it is not restricted to these organized crime activities. In some nations corruption is so common that it is expected when ordinary businesses or citizens interact with government officials. The end-point of political corruption is a kleptocracy, literally “rule by thieves” (http://en.wikipedia.org/wiki/Political_corruption)

“korupsi adalah bentuk penyalahgunaan kepentingan publik oleh pejabat publik untuk kepentingan pribadi yang yang tidak syah”. Bentuknya bermacam-macam. Ia bisa berupa praktek suap-menyuap, lewat pintu belakang, uang pelicin yang berkedok hadiah, pembobolan uang dengan paksa, praktek politik uang, nepotisme (berdasarkan ikatan kekeluargaan), cronyisme (berdasarkan ikatan konco-konco), dan masih banyak bentuk-bentuk lain dari praktek korupsi ini. Intinya adalah adanya penyalahgunaan.

Saya tidak habis pikir, kenapa posisi di pemerintahan begitu diburu bahkan dengan cara-cara saling sikut sana, sikut sini. Uang pun rela dikeluarkan habis-habisan hanya untuk bisa duduk kursi pemerintahan. Apa sih yang dicari? Saya takut, kalau motivasinya bukan untuk memperbaiki bangsa tapi justru menggerogoti bangsa.

Saya juga berfikir keras kenapa uang itu identik banget dengan kekuasaan. Seakan-akan, kalau gak ada uang, gak bisa menikmati kekuasaan. Saya jadi ingat kasus pemilihan kepala desa di desa saya. Ternyata yang keluar jadi pemenang adalah seorang yang kebetulan punya kekuatan uang.

Dengan demikian, seseorang yang sesungguhnya punya kemampuan yang bagus menjadi tersingkirkan karena uangnya gak tebal. Ironis memang.

Kalau saja masyarakat punya kesadaran politik yang bagus dan sehat, mereka akan berfikir bahwa sesungguhnya politik uang merupakan pintu bagi menyeruaknya praktek-praktek korupsi yang lebih hebat yang akan meruksak tatanan sosial. Artinya, publik akan dibohongi dan dirugikan. Ingat, bahwa kekuasaan sangat mungkin diselewengkan, apalagi kalau tidak ada pengawasan dari berbagai elemen masyarakat.
Kadang-kadang, masih ada pengawasan saja, korupsi tetap saja tuh terjadi, apalagi kalau tidak dikontrol. Enak banget rasanya hidup ini.

Tapi sesungguhnya, praktek korupsi ini bisa saja terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja seorang guru mendapat suap dari orang tua wali agar anaknya mendapatkan rangking yang bagus atau agar anaknya diterima disekolah tersebut. Nah, proses seperti ini banyak terjadi bahkan di institusi pendidikan. Paradoks bukan.
Sejatinya kan, institusi pendidikan adalah agen moral yang anti korupsi. Tapi lagi-lagi, yang namanya jabatan apapun tingkatannya sangat rentan terkena virus korupsi. Jangan-jangan, jabatan yang berbau keagamaanpun bisa-bisa terkena virus tadi. Wah, bahaya juga ya.
Ah udah ah….nampaknya segini dulu deh perenungannya. Jika ada ide-ide baru, just feel free to put here..ok. have a nice day with honesty and originality. So..Ingin jadi good government, ogah ah untuk main korupsi. Memalukan saja.
Ahmad.
TKI Saudi Arabia